Entri Populer

Sabtu, 15 Januari 2011

Meraih Cita-Cita

Semua orang pastilah mempunyai cita-cita, walaupun pada akhirnya cita-cita tersebut belumlah tentu tercapai sesuai dengan sebuah kenyataan yang diidam-idamkan, karena kita semua yang masih memiliki keimanan kepada Dzat Yang Maha Kuasa Alloh Swt. pastilah menyadari posisi kita sebagai insan manusia biasa yang hanya diberikan kekuasaan untuk berusaha dengan keras dan jelas tentu diiringi dengan do’a dan disempurnakan dengan kepasrahan kepada Alloh Swt atas apapun hasil yang telah diusahakan.
Saya sangat tertarik sekali dengan artikel Antara Usaha, Do’a dan Pasrah dimana disana ditulis dengan jelas bagai mana kita sebagai manusia untuk mensikapi segala keinginan ataupun cita-cita.

Siapa sih yang tidak ingin cita-citanya tercapai ? Ya..pasti semua orang mendabakannya. Tapi semua itu pastilah melalui sebuah proses. nah didalam proses itulah akan muncul berbagai macam halangan dan cobaan yang mungkin silih berganti yang mencoba menghalau kita dari jalur yang sudah ditentukan dalam tuntunan agama dan kita dituntut untuk bisa menghadapi itu semua dengan penuh kesabaran dan selalu berprasangka baik terhadap keinginan Alloh Swt.

Tidak ada seorang muslim yang berdo’a memohon kepada Allah, yang do’anya tidak mengandung unsur dosa dan pemutusan hubungan persaudaraan, kecuali Allah akan mengabulkan dengan tiga kemungkinan; memberikan apa yang dinginkan, disimpan (pahalanya) hingga di alam akhirat, atau diselamatkan dari bahaya yang mengancam”. (HR. Bukhori).
Bagi siapapun yang membaca ini, saya mohon do’a dari semuanya agar saya dilancarkan dan diberi kemudahan oleh Alloh Swt. dalam mewujudkan cita-cita yang saya sebutkan terakhir diatas. Karena saya ingin menyempurnakan kehidupan saya dengan didampingi oleh seorang istri yang insya Alloh bisa melahirkan anak-anak yang sholeh dan sholehah…Amiin

Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.


Penjelasan Definisi

  • Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.
  • Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
  • Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
  • Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
  • Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
  • perasaan bangga dalam diri karna dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari

Ekstra Kulikuler